Sistem Transportasi pada Tumbuhan

<div id=”fb-root”></div> <script>(function(d, s, id) { var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0]; if (d.getElementById(id)) return; js = d.createElement(s); js.id = id; js.src = “//connect.facebook.net/id_ID/all.js#xfbml=1”; fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs); }(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));</script>

<div class=”fb-post” data-href=”https://www.facebook.com/notes/home-schooling-logos/sistem-transportasi/10152165432532906″ data-width=”466″><div class=”fb-xfbml-parse-ignore”><a href=”https://www.facebook.com/notes/home-schooling-logos/sistem-transportasi/10152165432532906″>Kiriman</a> oleh <a href=”https://www.facebook.com/HomeSchooingLogos”>Home Schooling Logos</a>.</div></div>

 

Kecepatan

Kecepatan menyatakan perubahan posisi benda terhadap waktu. Kecepatan, sebagaimana perubahan posisi (perpindahan), mempunyai arah tertentu sehingga keduanya adalah besaran vektor. Dengan demikian, kecepatan dapat diturunkan dari fungsi posisi. 

Kecepatan rata-rata 

Dalam gerak satu dimensi, kecepatan didefinisikan sebagai laju perubahan posisi. Untuk gerak dua dan tiga dimensi, hal ini tetap berlaku. Mengingat kecepatan rata-rata adalah hasil bagi perpindahan dengan selang waktu, secara matematis bisa ditulis  :

v = (delta r : delta t) . . . . . . . . . . rumus 8

dengan memperhatikan persamaan 3 dan 6 untuk gerak partikel pada bidang : 

v = 

Persamaan Gerak

Gerak tidak terbatas hanya pada sebuah lintasan tunggal yang lurus atau vertikal, pada saat kita berjalan, mengemudi atau berlayar, kita bergerak bebas terhadap permukaan bumi, yaitu bergerak dalam dua dimensi. Pada bagian ini kita akan membahas kinematika dari benda (partikel) yang bergerak dalam dua dimensi. Dengan memahami dasar-dasar gerak dua dimensi akan memungkinkan kita untuk memahami jenis-jenis gerak, mulai dari gerak satelit dalam orbitnya hingga gerak elektron-elektron dalam medan magnet homogen. Kita memulai pembahasan ini dengan mempelajari secara teliti tentang vektor posisi, vektor kecepatan dan vektor percepatan. 

Sebagaimana halnya gerak dalam satu dimensi, kita akan menurunkan persamaan-persamaan kinematika untuk gerak dua dimensi dari pengertian dasar tentang posisi, kecepatan dan percepatan benda (partikel). Kemudian, kita akan membahas tentang gerak proyektil (peluru) atau gerak parabola dan gerak melingkar beraturan sebagai topik khusus dari gerak dua dimensi.

Posisi suatu partikel pada suatu bidang

Posisi partikel (titik materi) yang bergerak dalam dua atau tiga dimensi biasanya dituis dalam vektor, yang disebut vektor posisi. Vektor ini dinyatakan dalam vektor-vektor satuan yang diuraikan berikut ini. 

Vektor satuan

Salah satu cara untuk menyatakan sebuah vektor dalam bentuk yang lebih kompak adalah dengan menggunakan vektor satuan. Vektor satuan adalah suatu vektor yang panjang atau besarnya sama dengan satu. Dalam suatu ruang dengan sumbu koordinat x, y dan z digunakan vektor satuan 1, j dan k yang masing-masing mempunyai panjang atau besar satu, tanpa satuan, serta berturut-turut menunjuk ke arah sumbu x, y dan z. Misalnya, sebuah vektor A pada sebuah bidang dengan sumbu koordinat x dan y memiliki komponen Ax dan Ay. Vektor A dapat ditulus : 

A = Ax i + Ay j . . . . . . . . . . rumus (1) 

Dengan metode yang sama, vektor dalam ruang dapat dituliskan sebagai penjumlahan vektor sehingga menjadi : 

A = Ax i + Ay j + Az k . . . . . . . . . . rumus (2) 

Komponen vektor Ax, Ay dan Az adalah besaran skalar. Arah vektor seluruhnya terkandung dalam arah vektor satuannya. 

 

Vektor posisi 

 Vektor posisi adalah suatu vektor yang menyatakan posisi suatu titik pada suatu bidang atau ruang. Pandang suatu titik yang bergerak dalam suatu bidang datar. Untuk menentukan posisi titik, kita pergunakan sistem sumbu koordinat xy pada bidang datar. 

Posisi partikel pada bidang datar dinyatakan oleh vektor posisi r, yaitu vektor yang ditarik dari titik asal sampai ke posisi titik. Misalkan, pada suatu saat t posisi titik adalah P, maka vektor posisinya adalah r(t). Beberapa saat kemudian, yaitu pada saat t + delta t, titik partikel sudah berada pada titik Q dengan vektor posisi r(t + delta t). Mengingat perpindahan didefinisikan sebagai perubahan posisi suatu titik materi pada waktu tertentu, maka perpindahan yang terjadi antara t dan t + delta t dapat dinyatakan dengan vektor yang ditarik pada P ke Q, yaitu vektor delta r, sesuai dengan hubungan delta r = r(t + delta t) – r(t) atau

delta r = r2 – r1 . . . . . . . . . . . rumus(3)

dengan : 

delta r = perpindahan posisi dari titik P ke titik Q

r2 = vektor posisi di titik Q 

r1 = vektor posisi di titik P 

dalam bentuk komponen vektor, kita peroleh 

delta r = (x2 i + y2 j) – (x1 i + y1 j) = (x1 – x1) i + (y2 – y1) j 

delta r = delta x i + delta y j . . . . . . . rumus 4 

dengan 

delta x = x2 – x1 dan delta y = y2 – y1 . . . . . . . . rumus 5 

untuk suatu titik A yang terletak di dalam ruang dengan koordinat (x, y), vektor posisi A terhadap pusat koordinat O didefinisikan sebagai vektor OA yang dapat ditulis : 

r = OA = x i + y j . . . . . . . . . rumus 6

dengan besar vektor r adalah 

r = akar dari (x kuadrat + y kuadrat) . . . . . . . . . . . rumus 7

 

 

Gerak Jatuh Bebas

Gerak benda pada kedudukan tertentu tanpa kecepatan awal. Benda ini dapat bergerak karena dipengaruhi oleh percepatan grafitasi g, jadi dalam t detik besar kecepatan dan perpindahan adalah:

kecepatan akhir = kecepatan awal + (grafitasi x waktu tempuh)   

Contoh  

Sebuah benda pada ketinggian 5 m, bila g = 10 m/detik kuadrat, hitung besar kecepatan saat menyentuh tanah dan lama perpindahan! 

Diketahui : 

Tinggi benda = 5 m 

Gaya grafitasi : 10 m/detik kuadrat

Ditanya : 

a. Kecaptan akhir = ? 

b. Waktu tempuh = ? 

Jawab : 

a. Kecapatan akhir = akar dari 2 gh 

    Kecepatan akhir = akar dari 2 x 10 m/detik kuadrat x 5 m = akar dari 100 = 10 m/detik 

b. Waktu tempuh = akar dari (2 h : g) = akar dari ((2 x 5 m) : 10 m/detik kuadrat) = 1 detik 

 

 

 

Gerak Lurus Berubah Beraturan

Gerak lurus berubah beraturan adalah suatu gerak dengan kecepatan berubah dalam waktu tertentu, percepatan konstan. Karena kecepatan berubah, maka timbul percepatan. 

Percepatan rata-rata adalah hasil bagi perubahan kecepatan dengan selang waktu. 

Contoh : 

Suatu benda bergerak dari keadaan diam dan setelah bergerak 10 detik kecepatannya berubah menjadi 20 m/detik. Hitung : 

a. Besar percepatan benda tersebut! 

b. Besar kecepatan pada detik ke 6! 

c. Perpindahan selama bergerak! 

Diketahui : 

Kecepatan awal = 0 m/detik 

Kecepatan akhir = 20 m/detik 

Perubahan waktu = 10 detik 

Ditanyakan : 

a. Percepatan? 

b. Kecepatan pada detik ke 6? 

c. Perpindahan? 

Jawab : 

a. Percepatan = (kecepatan akhir – kecepatan awal) : waktu tempuh 

    Percepatan = (20 m/detik – 0 m/detik) : 10 detik = 20 m/detik : 10 detik = 2 m/detik kuadrat

b. Kecepatan pada detik ke 6 = kecepatan awal + (percepatan x waktu) 

    Kecepatan pada detik ke 6 = 0 m/detik + (2 m/detik kuadrat x 6 detik) = 12 m/detik 

c. Perpindahan = (kecepatan awal x waktu) + 1/2 (percepatan x waktu kuadrat) 

    Perpindahan = (0 x 6) + 1/2 (2 x 6 kuadrat) = 0 + 36 = 36 m 

 

Gerak Lurus Beraturan

Gerak Lurus Beraturan adalah gerak dengan kecepatan tetap sepanjang geraknya, percepatannya nol. 

Secara matematis dirumuskan : 

Kecepatan = Perpindahan : Perubahan waktu 

Contoh : 

Seorang naik sepeda motor dengan kecepatan 5 m/detik selama 30 menit. Hitung perpindahannya! 

Jawab : 

Perpindahan = Kecepatan x perubahan waktu 

S = 5 m/detik x 1800 detik = 9000 m = 9 km 

Sebuah kereta dengan panjang 150 m bergerak dengan kecepatan 10 m/detik melewati sebuah jembatan. Bila waktu mulai saat kepala kereta masuk jembatan sampai ujung paling belakang lepas dari jembatan 20 detik. Hitung panjang jembatan! 

Diketahui : 

Panjang kereta = 150 m

Kecepatan kereta = 10 m/detik 

Ditanya : 

Panjang Jembatan = ? 

Jawab : 

Panjang Kereta + Panjang Jembatan = Kecepatan x Waktu tempuh 

150 m + Panjang Jembatan = 10 m/detik x 20 detik 

150 m + Panjang Jembatan = 200 m 

Panjang Jembatan = 200 m – 150 m = 50 m 

 

Kelajuan dan Kecepatan

Kelajuan adalah jarak tempuh benda yang bergerak dibagi waktu tempunya. Kelajuan merupakan besaran skalar, jadi hanya ditentukan oleh besarnya saja. 

Secara matematis dinyatakan : 

V = Jarak tempuh : Waktu tempuh 

Kecepatan adalah perpindahan dari benda yang bergerak dibagi dengan waktu tempuhnya. Kecepatan merupakan besaran vektor, jadi tergantung dari besar dan arah. 

V = Perpindahan : Waktu tempuh 

Contoh : 

Dua titik A dan B berjarak 100 m. Seorang anak lari dari A menuju B dalam waktu 10 detik, kemudian berbalik arah menuju ke arah A, setelah bergerak 10 detik menempuh 80 m. Hitung kelajuan dan perpindahan yang telah dilakukan anak tersebut! 

Jawab : 

Kelajuan = jarak : waktu 

(100 m + 80 m) : (10 + 10) = 180 m : 20 detik = 9 m/detik

Kecepatan = perpindahan : waktu

(20 m – 0 m) : (10 + 10) = 20 m : 20 detik = 1 m/detik 

 

Jarak dan Perpindahan

Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu benda dalam selang waktu tertentu. Jarak sebagai besaran skalar. 

Perpindahan adalah perubahan kedudukan suatu benda dalam selang waktu tertentu. Perpindahan dapat dinyatakan sebagai kedudukan akhir benda – kedudukan awal benda. Kedudukan sebagai jarak suatu benda terhadap suatu titik acuan. Perpindahan sebagai besaran vektor. 

Contoh ; 

Dua titik A dan B berjarak 100 m. Seorang anak lari dari A menuju B dalam waktu 10 detik, kemudian berbalik arah menuju ke arah A, setelah bergerak 10 detik menempuh jarak 80 m dari B. Hitung jarak dan perpindahan yang telah dilakukan anak tersebut!

a. Jarak : = 100 m + 80 m = 180 m

b. Perpindahan : = 20 m – 0 m = 20 m 

 

Gerak Lurus

Sebuah benda dikatakan bergerak apabila kedudukannya senantiasa berubah terhadap suatu titik acuan tertentu. Misalnya anda sedang duduk di dalam  kereta yang sedang bergerak meninggalkan stasiun. Apabila stasiun ditetapkan sebagai titik acuan maka anda dikatakan bergerak terhadap stasiun. Apabila kereta ditetapkan sebagai titik acuan, maka anda dikatakan diam terhadap kereta. Jadi gerak itu bersifat relatif tergantung pada titik acuan yang digunakan. 

  1. Jarak dan perpindahan 

Jarak dan perpindahan merupakan besaran fisika yang saling berkait. Keduanya memiliki dimensi yang sama, namun memiliki makna fisik yang berbeda. Untuk memahami perbedaan kedua besaran tersebut, marilah kita lihat ilustrasi berikut ini. 

Seorang pemain sepak bola biasanya melakukan pemanasan dengan berlari di lapangan. Apabila seorang pemain berlari  dari titik A ke titik B, kemudian kembali lagi dan berhenti di titik C. Maka ia telah menempuh lintasan sepanjang AB dan BC, yaitu 100 m + 50 m = 150 m. Keseluruhan panjang lintasan yang ditempuh oleh pemain tersebut, tanpa memandang arah gerak disebut jarak tempuh. Akan tetapi, jika kita perhatikan perubahan kedudukan pemain tersebut pada awal gerakan ia berada di titik A dan pada akhir gerakan ia berada di titik C. Jadi perubahan kedudukan pemain itu hanya dari A ke C, yaitu sejauh 50 m. Dapat disimpulkan bahwa jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu benda tanpa memperhatikan arah gerak benda, sehingga jarak merupakan besaran skalar. Sedangkan perpindahan adalah perubahan kedudukan suatu benda ditinjau dari keadaan awal dan keadaan akhir dengan memperhatikan arah gerak benda, sehingga perpindahan merupakan besaran vektor. 

 

Hakikat Hak Asasi Manusia

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia dan mempunyai derajat yang luhur sebagai manusia, mempunyai budi dan karsa yang merdeka sendiri. Dengan mendasarkan pada pengertian HAM di atas, maka HAM memiliki landasan utama, yaitu : 

  1. Landasan langsung yang pertama, yaitu kodrat manusia. 
  2. Landasan kedua yang lebih dalam, yaitu Tuhan yang menciptakan manusia. HAM pada hakikatnya merupakan hak-hak fundamental yang melekat pada kodrat manusia sendiri, yaitu hak-hak yang paling dasar dari aspek-aspek kodrat manusia sebagai manusia. Dimana manusia disitu ada HAM dan harus dijunjung tinggi oleh siapapun tanpa kecuali. HAM tidak tergantung dari pengakuan orang lain, tidak tergantung dari pengakuan masyarakat atau negara.